Dialog Prospek Masa Depan 5G dengan Pemimpin Qualcomm Indonesia.
Qualcomm, 5G, dan hal-hal yang belum selesai
Sore itu saya bergegas. Saya memiliki janji dengan Shannedy Ong, Country Director Qualcomm Indonesia. Saya sangat bersemangat dan mengingat pentingnya percakapan kami sehingga saya datang lebih awal. Setengah jam sebelum waktu yang kami sepakati.
Untungnya, Shannedy telah mengakhiri pertemuan dengan tim komunikasinya pada saat itu. Jadi kedatangan saya yang lebih awal tidak mengganggunya.
Baca juga
Apa kelebihan 5G di smartphone?
Teknologi
Apa kelebihan 5G di smartphone?
Samsung memproduksi modem 5G dari Qualcomm
Teknologi
Samsung memproduksi modem 5G dari Qualcomm
Qualcomm menawarkan kerja sama pengembangan 5G di Indonesia
Teknologi
Qualcomm menawarkan kerja sama pengembangan 5G di Indonesia
Huawei ingin menjual smartphone 5G yang terjangkau pada akhir tahun 2020
Teknologi
Huawei ingin menjual smartphone 5G yang terjangkau pada akhir tahun 2020
Kemudian, tepat di meja makan yang belum siap dari sisa makan siang, kami berdialog panjang. Tema dialog kami juga cukup futuristik. Berbicara tentang 5G. Teknologi jaringan internet seluler generasi ke-5.
Apakah sekarang saatnya untuk berbicara tentang 5G? Padahal, baru dua atau tiga tahun lalu kami merasa ingin menikmati 4G. Tetapi karena kedatangan saya terlalu cepat, 5G tampaknya akan segera hadir juga.
Sebelum dialog kita nanti mengembara di wajah dunia dan Indonesia di era 5G, saya ingat kita telah melakukan banyak lompatan teknologi dari generasi awal (1G) hingga masa kini (4G).
“Saya ingin Anda tahu dulu. 1G adalah analog, 2G sudah mulai menjadi digital: dapat mengirim SMS dan data dasar sederhana. 10 tahun kemudian, 2G beralih ke 3G. 3G adalah broadband seluler pertama. Kami dapat mengirim data karena ada adalah paket kuota data. Dari 3G ke 4G. Ini telah mengantarkan era mobile broadband yang lebih luas,” kata Shannedy.
Sambil mendengarkan penjelasannya, saya juga membayangkan masa-masa sekolah saya dulu, ketika komunikasi masih melalui telepon genggam sederhana. Kemampuannya hanya bisa untuk sms dan telepon.
Namun, sekarang saya bisa merasakan sendiri betapa drastisnya perubahan gaya hidup saya di era 4G. Pesan ojek online melalui smartphone. Belanja di e-commerce melalui smartphone. Semuanya sangat berbeda.
Kecepatan dan latensi super cepat
“Dari 4G ke 5G, kecepatannya sudah mencapai gigabit. Jadi sebut saja Gigabit LTE. Standarnya baru saja disetujui oleh 3GPP untuk standar internasionalnya,” kata Shannedy.
Hal lain yang membedakan 5G dari 4G adalah latensi. Latensi inilah yang menjadi penyebab masalah buffering (hambatan) saat membuka Youtube di smartphone misalnya. Di era 5G, latensi ini akan sangat rendah.
“Latensi 4G bisa mencapai 30 milidetik per detik. Dengan 5G, bagaimanapun, itu sudah satu digit milidetik,” kata Shannedy.
Apa maksud pernyataan Shannedy? Ini berarti sinyal yang ditembakkan dari titik A ke titik B hanya 1 detik lebih lambat kecepatannya.
“Ini sangat cepat. Dengan latensi rendah itu, banyak teknologi 5G yang bisa dimanfaatkan,” kata Shannedy.
Sumber :